Research

Thailand -Turki Berani Paksa Eksportir Tukar Dolar, RI Gimana Nih?

49
×

Thailand -Turki Berani Paksa Eksportir Tukar Dolar, RI Gimana Nih?

Sebarkan artikel ini
Thailand -Turki Berani Paksa Eksportir Tukar Dolar, RI Gimana Nih?

Jakarta, CNBC Indonesi – Mata uang di seluruh dunia pada waktu ini cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berbagai upaya dikerjakan untuk menyimpan nilai tukar agar kekal stabil. Salah satu yang tersebut dikerjakan adalah dengan menghadirkan balik dolar Negeri Paman Sam yang tersebut dinikmati eksportir dari jual barang ke luar negeri.

Dilansir dari Refinitiv, indeks dolar Negeri Paman Sam (DXY) sepanjang tahun ini (secara year to date/ytd) mengalami penguatan sekitar 4% hingga Selasa (25/6/2024) pukul 11.26 WIB.

Kuatnya Greenback yang tersebut didukung dengan fundamental dan juga perekonomian Amerika Serikat yang digunakan masih cukup solid, berdampak signifikan terhadap mata uang lainnya.

Dalam menghadapi tekanan terhadap mata uang, negara (pemerintah maupun bank sentral) hadir untuk menjaga agar mata uang dapat kembali stabil. Sebagai contoh apa yang mana terbentuk dalam Malaysia.

Bank Negara Malaya (BNM) sebagai bank sentralnya tidak ada menggunakan cadangan devisa (cadev) untuk menstabilkan ringgit, namun memacu konversi pendapatan devisa yang digunakan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan terkait pemerintah, korporasi, eksportir dan juga penanam modal ke pada ringgit. 

Dikutip dari todayonline.com, ahli strategi valuta asing senior ke United Overseas Bank, Mr Peter Chia mengungkapkan bahwa kuatnya ringgit terbentuk akibat langkah-langkah sama-sama yang dikerjakan BNM untuk mengupayakan konversi pendapatan devisa yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan terkait pemerintah, korporasi, eksportir serta penanam modal ke pada ringgit. Konversi akan dilaksanakan hingga akhir 2024.

Dengan mengkonversi mata uang asing kembali ke ringgit, permintaan ringgit di pangsa valuta asing meningkat, sehingga menyebabkan apresiasi terhadap mata uang lainnya.

Tidak sampai dalam situ, Kepala strategi valuta asing Maybank, Saktiandi Supaat menyampaikan bahwa prospek jangka menengah ditandai dengan perbaikan sektor ekonomi mencakup konsolidasi fiskal lalu tujuan lainnya, peningkatan fundamental makro utama, dan juga peningkatan arus pariwisata, menjadi pendorong ringgit lebih tinggi tangguh berperang melawan Greenback.

Dengan mengkonversi mata uang asing kembali ke ringgit maka permintaan ringgit ke pangsa valuta asing meningkat sehingga menyebabkan apresiasi terhadap mata uang lainnya.

Sementara itu, cara lain mempertahankan nilai tukar rupiah yakni dengan menyediakan dolar Amerika Serikat yang cukup di di negeri. Salah satunya adalah dengan meminta-minta atau memaksa Devisa Hasil Ekspor (DHE) balik ke pada negeri..

DHE pada dasarnya adalah pendapatan yang diperoleh oleh suatu negara dari jualan barang lalu jasa ke negara lain. Hal ini termasuk uang yang masuk ke negara yang disebutkan sebagai hasil dari ekspor barang seperti minyak, gas, barang manufaktur, atau jasa seperti pariwisata atau layanan konsultasi.

Dengan semakin banyak DHE yang dibawa ke di negeri maka pasokan dolar meningkat. Jika dikonversi maka DHE berperan ganda yakni menciptakan permintaan akan mata uang lokal dan juga menambah pasokan dolar AS.

Peran strategis DHE kemudian memproduksi banyak negara mengatur atau malah memaksa agar eksportir menghadirkan balik DHE agar pasokan dolar Amerika Serikat meningkat. 

Sejumlah negara ke bumi juga mempraktekkan kontrol devisa demi menjaga nilai tukar. Di antaranya adalah:

1. Thailand

Bank sentral Thailand beberapa kali melakukan revisi terhadap rezim devisa mereka. Tidak semata-mata ekspor barang, Negara Gajah Putih juga menerapkan rezim bebas merek terhadap ekspor jasa.

Sejak 2006, Thailand sudah ada memberi batasan terhadap DHE yang tersebut tidak ada diharuskan direpatriasi ke baht.

Pada Maret 2021, bank sentral Thailand meninggikan batas DHE yang digunakan tidak ada harus direpatriasi berubah jadi US$1 jt dari sebelumnya US$200.000. Di berhadapan dengan US$ 1 jt maka DHE harus direpatriasi ke baht.

Repatriasi dijalankan paling terlambat 360 hari setelahnya mendapat pembayaran. DHE juga diwajibkan mengendap juga baru sanggup ditransaksikan lagi pasca 360 hari.

2. Argentina

Eksportir wajib merepatriasi DHE ke peso Argentina. Eksportir minyak mentah dan juga gas alam pada masa kini juga wajib melakukan repatriasi 100% DHE mereka. Sebelumnya, Argentina hanya sekali mewajibkan repatriasi sebesar 30%.

DHE diharuskan sudah ada masuk ke perbankan lokal paling tak 180 hari sejak ekspor.

3. Turki

Kementerian Keuangan Turki mewajibkan eksportir untuk merepatriasi minimal 80% DHE merekan ke mata uang lira. DHE harus sudah ada bisa jadi ditransfer ke bank paling lambat 180 hari setelahnya ekspor.

4. India

DHE harus masuk ke perbankan di account khusus dalam perbankan lokal paling lambat sembilan bulan pasca ekspor. Untuk ekspor jenis tertentu, DHE harus direpatriasi ke rupee India.

Mulai Juli, India memperbolehkan pembayaran ekspor dan juga impor di mata uang rupee. Langkah yang disebutkan diharapkan bisa jadi menekan penyelenggaraan dolar Amerika Serikat (AS) juga memperbanyak penyelenggaraan rupee di perdagangan.

5. Myanmar

Sebanyak 65% DHE yang digunakan diterima di denominasi yuan lalu baht harus direpatriasi.Eksportir sanggup menggunakan 35% sisa DHE mereka. Eksportir cuma diizinkan menggunakan DHE selama 30 hari lalu harus mengirimkan DHE yang mana bukan terpakai ke bank berlisensi.

6. Ukraina
Eksportir barang dan juga jasa harus merepatriasi 50% DHE mereka

7. Uzbekistan
Eksportir UMKM harus merepatriasi 25-50% DHE mereka untuk ekspor jenis tertentu.

Eksportir wajib merepatriasi DHE merek paling terlambat 15 bulan setelahnya ekspor

8. Ghana
Semua DHE kecuali emas juga cokelat harus direpatriasi ke bank Ghana paling terlambat lima hari sejak ekspor.

Lalu Bagaimana dengan DHE Indonesia?

Pemerintah merevisi kebijakan DHE Informan Daya Alam (SDA) sejak Agustus 2023 melalui Peraturan otoritas Nomor 36 Tahun 2023. Dengan aturan ini, eksportir wajib menempatkan DHE minimal 3 bulan dengan nilai paling kecil 30% dari total nilai ekspor. Namun, bukan ada kewajiban konversi ke rupiah.

Bank Indonesi (BI) mencatatkan data Term Deposit Valuta Eksternal DHE Informan Daya Alam (SDA) telah lama mencapai US$12-12,5 miliar. Kuantitas yang disebutkan merupakan hitungan yang mana dihitung oleh BI per Mei 2024. Realisasi ini jarak jauh dari harapan awal pemerintah. 

Menteri Koordinator Sektor Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menjelaskan prospek besar DHE SDA mencapai US$ 203 miliar. Angka yang disebutkan setara dengan 69,5% dari total ekspor Indonesia.

Sebagai perbandingan, nilai ekspor Negara Indonesia sejak aturan DHE direvisi atau sejak Agustus 2023 hingga Mei 2024 mencapai US$ 215,3 miliar. Bila TD valas DHE yang masuk sekitar US$ 12,5 miliar maka nilai yang dimaksud hanya saja 5,8% dari total ekspor.

“Posisi ketika ini TD Valas DHE beliau terus stay di US$12 miliar sampai US$12,5 miliar, artinya itu terus ada di dalam pada lingkungan ekonomi domestik kita,” kata Dewan Pengurus Senior BI Destry Damayanti di rapat dengan Komisi XI DPR RI, Senin, (24/6/2024).

Destry menyatakan BI melakukan evaluasi terhadap DHE SDA setiap 5 bulan sekali. Dari hasil pemantauan bulan Mei, kata dia, tingkat kepatuhan eksportir terhadap keharusan memarkir dolar di di negeri ini mencapai 93%.

Dari jumlah total itu, kata dia, banyaknya 38-42% eksportir sudah pernah menempatkan dolarnya pada bervariasi instrumen yang ada pada perbankan pada negeri. “Nah instrumennya ada beberapa, ada yang tabungan khusus ke perbankan, ada juga yang digunakan di bentuk Term Deposit pada perbankan, dan juga ada yang dimaksud dalam TD Valas DHE di BI,” katanya.

Dalam meningkatkan total DHE Valas, terdapat insentif pajak baru yang ditetapkan Presiden Jokowi di PP Nomor 22 Tahun 2024 terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) yang digunakan bersifat final akan dihitung dengan cara mengalikan tarif Pajak Penghasilan final dengan dasar pengenaan pajak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Artikel ini disadur dari Thailand -Turki Berani Paksa Eksportir Tukar Dolar, RI Gimana Nih?