Ekonomi

Pengembangunan Pesawat N219 Amphibi untuk ekonomi-kemandirian pertahanan

41
×

Pengembangunan Pesawat N219 Amphibi untuk ekonomi-kemandirian pertahanan

Sebarkan artikel ini
Pengembangunan Pesawat N219 Amphibi untuk ekonomi-kemandirian pertahanan

Dapat dimanfaatkan bermacam sektor, utamanya pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, perusahaan Migas, layanan kesehatan masyarakat, SAR lalu penanggulangan bencana juga pengawasan wilayah maritim

Bandung – PT Dirgantara Negara Indonesia (PTDI) sekarang ini terus melanjutkan pengembangan pesawat N219 bermetamorfosis menjadi versi amphibi, yang diperuntukkan sebagai penguat konektivitas juga perekonomian wilayah terpencil, hingga kemandirian pertahanan Indonesia.

Manajer Komunikasi Perusahaan serta Promosi PT Dirgantara Tanah Air Adi Prastowo di keterangannya ke Bandung Sabtu, menjelaskan bahwa keberadaan Negara Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 60 persen wilayah adalah perairan, membuatnya membutuhkan pembaharuan tambahan di bidang transportasi, khususnya untuk wilayah terpencil yang dimaksud sulit dijangkau oleh transportasi darat.

"Di sisi lain, dengan wilayahnya yang dimaksud lebih banyak besar adalah perairan, juga memiliki prospek besar mengembangkan wisata perairan menggunakan pesawat amphibi, yang di implementasinya moda transportasi ini juga dipercaya mampu mengakomodasi permintaan konektivitas area destinasi wisata, juga dapat menjadi angkutan logistik pendukung sektor ekonomi kerakyatan pada wilayah sekitar," katanya.

Pesawat N219 yang dimaksud dikembangkan berubah menjadi varian amphibi ini, kata Adi, akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari unsur komposit sebagai ganti roda untuk pendaratan di dalam perairan terbuka, juga PTDI telah lama berazam penuh pada riset serta pengembangannya lewat penyertaan jam kerja, pemanfaatan sarana produksi, hingga tes laboraturium.

Penguraian pesawat N219 berubah menjadi versi amphibi juga merupakan salah satu upaya PTDI di menciptakan dampak pertumbuhan terhadap sistem ekologi bidang di negeri, satu di antaranya lapangan usaha ke daerah, salah satunya di hal pengembangan produksi floater di dalam pada negeri berikut pengoperasiannya, juga kegiatan pemeliharaan pesawat.

Dalam pengembangannya, lanjut Adi, pesawat N219 versi basic akan ditingkatkan performanya, dari Maximum Take Off Weight (MTOW) dari sebelumnya 6.700 kg berubah menjadi 7.030 kg, juga untuk payload dari sebelumnya 1.550 kg bermetamorfosis menjadi 1.900 kg, di dalam mana penambahan floater dengan berat sekitar 600 kg, kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kg atau setara dengan beban 17 penumpang.

Dalam pengembangan floater berbahan komposit, PTDI bekerja identik dengan AEROCET kemudian MOMENTUM, perusahaan pembuat pesawat amphibi dari Amerika, yang digunakan ditargetkan mendapatkan sertifikasi standar internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA) di dalam tahun 2026.

"Sehingga nantinya pesawat N219 Amphibi yang disebutkan dapat dikomersialisasikan secara global. Untuk pesawat N219 Amphibi sendiri ditargetkan melakukan terbang perdana dalam tahun 2026 lalu mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Atmosfer (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI ke tahun 2027," katanya.

Pesawat N219 Amphibi dirancang untuk mencapai kemampuan kecepatan hingga 296 km/jam pada ketinggian operasional 10.000 kaki dan juga kemampuan jarak tempuh hingga 231 km, juga perhitungan take off pada jarak 1.400 m pada perairan serta landing pada jarak 760 m.

"Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 Amphibi sangat cocok melayani keperluan wilayah kepulauan yang mana hanya sekali sekedar membutuhkan water-based port, teristimewa untuk membantu operasi militer dalam wilayah terpencil kemudian perbatasan yang dimaksud merupakan wilayah strategis untuk menjaga kedaulatan negara," katanya.

Adi menegaskan bahwa Pesawat N219 Amphibi, dapat dimanfaatkan beraneka sektor, utamanya pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, perusahaan Migas, layanan kesehatan masyarakat, SAR lalu penanggulangan bencana dan juga pengawasan wilayah maritim.

Dengan demikian, pembangunan ekonomi pada pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang eksekutif Indonesia untuk meningkatkan kekuatan pertahanan juga ekonomi.

"Dengan meningkatkan kemampuan transportasi lalu logistik melalui pesawat ini, Nusantara dapat meningkatkan kekuatan kedudukan strategisnya sebagai poros maritim planet juga meyakinkan kedaulatan, dan juga keamanan wilayahnya secara berkelanjutan," katanya.

Proyek pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari inisiatif utama Kementerian PPN RI/Bappenas, serta bermetamorfosis menjadi salah satu flagship Transformasi Sektor Bisnis Tanah Air melalui strategi perkembangan sektor pada negeri.

Dengan dukungan dari Kementerian PPN RI/Bappenas, kegiatan pengembangan N219 Amphibi juga didorong untuk berubah jadi simbol penyelenggaraan kemandirian lapangan usaha pertahanan yang mana sejalan dengan prioritas nasional bidang pertahanan pada RPJMN 2020-2024.

Artikel ini disadur dari Pengembangan Pesawat N219 Amphibi untuk ekonomi-kemandirian pertahanan