Nadineworldwide.com – Momen tak biasa terjadi ketika klub Megawati Hangestri, Jung Kwan Jang Red Sparks menghadapi Teknologi AI Pepper Savings Bank pada laga terakhir putaran kedua Turnamen Voli Putri Korea Selatan atau V-League 2023-2024, Selasa (28/11/2023) di malam hari WIB.
Pelatih Ko Hee-jin terlihat konsisten memasang wajah cemberut. Bahkan pada time out set kedua, beliau tiada menyampaikan sepatah kata pun untuk Megawati Cs yang mana mengelilinginya di dalam pinggir lapangan.
Keputusan itu ternyata sengaja dijalankan sang pelatih. Dia sadar para pemain berada dalam pada tekanan besar pasca lima laga beruntun menderita kekalahan.
Karena itu, alih-alih mencecar para pemain Red Sparks dengan sejumlah masukan, beliau tutup mulut kemudian percaya bahwa Megawati dan juga kawan-kawan punya kemampuan sendiri untuk memecahkan masalah.
Pendekatan itu terbukti berhasil. Bermain di tempat Gimnasium Daejeon Chungmu, Red Sparks sukses mengalahkan Kecerdasan Buatan Pepper Savings Bank dengan skor 3-1 (21-25, 25-23, 25-16, 25-18).
Kemenangan ini begitu penting untuk mengangkat moral pasukan setelahnya rentetan hasil buruk. Hal ini juga menandai kemenangan perdana Red Sparks setelahnya lima kali setiap saat tersungkur.
Selain itu, kemenangan ini jadi hasil positif bagi Red Sparks sebelum menangguhkan putaran kedua Turnamen Voli Putri Korea Selatan juga untuk sementara menduduki urutan keempat alias zona play-off.
“Itu bukanlah situasi dalam mana saya sanggup memberikan perintah khusus terhadap para pemain. Para pemain tertekan,” kata Ko Hee-jin diambil dari Naver, Rabu (29/11/2023).
Red Sparks sempat tertinggal di dalam set pertama sebelum membalikan keadaan untuk menang 3-1. Hee-jin sadar para pemainnya punya cara sendiri untuk mengundurkan diri dari dari tekanan.
“Saya tahu, walaupun tertinggal di tempat set pertama, kepercayaan diri pemain tiada luntur sebanding sekali. Saya memilih untuk bukan sejumlah berbicara,” jelas Hee-jin.
Terkait keputusannya untuk mendiamkan para pemain pada waktu time-out set kedua, Hee-jin mengaju sengaja melakukannya. Sebelum itu, ia juga meneriaki para pemain dengan nada marah.
“Saya berteriak untuk pemain, pura-pura memasang wajah marah. Dan itu hasilnya efektif,” kata sang ahli diiringi tawa.
(Sumber: Suara.com)