MADINAH – Siang itu jam menunjukkan pukul 10 pagi waktu Arab Saudi pada waktu kaki menjejakan di dalam Jabal Uhud . Mentari pagi Madinah cukup menyengat. Saya menjejakan kaki untuk memaknai Perang Uhud .
Di depan makam sahabat Rasulullah, saya mendapatkan penjelasan dari penjaga makam mengenai sejarah Perang Uhud. Selamat datang ke Kerajaan Arab Saudi.
Anda sekarang berada di tempat terjadinya invasi terkenal, Pertempuran Uhud, pada tahun ketiga Hijriah, dalam bulan Syawal, hari 15 bulan itu, menghadapi otoritas. Nabi kita, Rasulullah SAW juga orang-orang kafir Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy sampai ke arah ini, yang digunakan ada pada belakang Anda, kecuali 3.000 pejuang. Di bawah kepemimpinan Abu Sufyan, semoga Tuhan meridhoi dia, Nabi kita Muhammad SAW, dahulu kala, dari sisi pohon kurma ini, hingga Uhud menjadikan Gunung Uhud ini wajib.
Mataku tertuju ke kiri, menghadap ke arah orang-orang kafir ke Gunung Aynin, yang mana disebut Gunung Pemanah. 40 pemanah, pemimpin merek Abdullah Ibn Omar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi, semoga Tuhan memberkati beliau serta memberinya kedamaian, berkata,
“Semoga Tuhan memberkati ia dan juga keluarganya dan juga memberikannya perdamaian.” Dia berkata: “Dia bukan akan meninggalkan tempat itu, bukan peduli bagaimana keadaannya.”
Pertempuran dimulai juga Nabi menang rampasan perang, juga buah delima ditinggalkan ke antara domba-dombanya.
Komandan Abdullah bin Al-Zubayr menasihati merekan untuk tidaklah turun, tetapi sebagian besar dari merekan tidaklah tinggal sampai Abdullah bin Jubair dan juga bersamanya dan juga sembilan dan juga satu puluh dari dia Ibnu Al-Walid, kami berjalan dengan di lembah Qanat dengan lembah di gunung sampai gunung itu naik, serta Abdullah bin Jubair lalu orang-orang yang dimaksud bersamanya terbunuh, dan juga bendera dikibarkan untuk orang-orang kafir, serta merekan kembali, serta terbentuk pembunuhan besar-besaran terhadap para Sahabat.
Sebanyak 70 Sahabat Nabi gugur akibat panah. Semoga Tuhan memberkati ia dan juga keluarganya kemudian memberi dia kedamaian.
Dia jatuh ke di lubang dekat ujung masjid dalam sini. Pertempuran berakhir dengan Nabi, semoga Tuhan memberkati beliau dan juga memberinya kedamaian, memasuki satu khalayak di belakang sana beliau damai, mulai mengubur keduanya di kuburan lalu ketiganya.
Artikel ini disadur dari Menjejakkan Kaki di Jabal Uhud, Memaknai Sejarah Perang Uhud