Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan sedang melelang puluhan unit motor Royal Enfield. Melalui lelang itu, para penggemar Royal Enfield digadang-gadang bisa jadi mendapat motor yang disebutkan dengan tarif lebih tinggi murah.
Royal Enfield merupakan motor yang tersebut telah tak asing ditelinga pecinta kendaraan beroda dua motor dalam Indonesia. Merek kuda besi dengan syarat Inggris itu telah dilakukan berubah jadi salah satu merek kendaraan beroda dua motor yang mana memiliki sejarah panjang serta dikenal pada seluruh dunia. Beberapa model kendaraan beroda dua motor yang tersebut terkenal dari Royal Enfield adalah Classic 350, Himalayan, serta Interceptor 650, yang digunakan dirancang untuk bermacam jenis pengendaraan.
Sejarah Royal Enfield bermula secara mudah dalam pabrik yang terletak ke Pusat Kota Redditch, Inggris, pada 1901. Perkotaan Redditch terkenal pada masa revolusi sektor akibat keunggulan produksi jarum serta pancingnya. Pusat Kota ini juga melahirkan ahli-ahli mesin terampil di menciptakan bagian presisi pada drills, mesin pemotong gear, welding rigs, juga mesin bubut di pabrik bawah tanah Royal Enfield.
Pabrik Royal Enfield didirikan di dalam tempat kejadian tambang batu yang sudah pernah ditinggalkan dalam Westwood, dekat Bradford, Avon pedesaan Wiltshire. Pabrik bawah tanah yang dimaksud tahan ledakan bom sehingga cukup aman bukan cuma untuk memproduksi motor, namun menghasilkan anti-aircraft guns diantaranya alat prediksi pengendalian senjata anti-aircraft yang mana akurat.
Pecahnya konflik bumi mengakhiri rencana produksi sipil untuk Royal Enfield Redditch. Pada masa konflik ini, semua warga serta produsen di dalam Inggris mengambil bagian bergabung, salah satunya Royal Enfield. Pabrik ini menghentikan produksi sepeda gowes motor sipil kemudian mengembangkan sepeda gowes motor khusus yang tersebut disebut ‘Flying Flea’.
Motor berwarna hijau zaitun yang disebutkan diadopsi angkatan bersenjata Inggris, khususnya pasukan terjun payung. Royal Enfield yang dikenal sebagai model WD/RE dirancang khusus sehingga dapat dijatuhkan ke wilayah musuh untuk membantu pasukan udara pada merancang jalur komunikasi.
Kemampuan rangka motor 125cc 2-stroke ini menyebabkan Flying Flea mampu diturunkan tepat di dalam belakang garis lawan. Kondisi ini memberikan keuntungan mobilitas kemudian komunikasi yang dimaksud penting bagi pasukan terjun payung yang digunakan terkenal pada pertempuran Arnhem pada 1944.
Setelah masa perang, pabrik bawah tanah Royal Enfield masih mengurus suku cadang yang tersebut akhirnya melengkapi semua komponen kendaraan beroda dua motor. Di bawah kendali perusahaan yang baru dibentuk, Enfield Precision Engineering, sarana yang disebutkan hanya sekali memproduksi motor pencegat antara 1967 dan juga penutupannya pada 1970.
Beberapa mantan karyawan Enfield kemudian mengambil alih bagian Westwood juga menggunakannya sebagai bengkel selama dua dekade. Area penyimpanan sampai ketika ini masih digunakan oleh perusahaan keamanan swasta sebagai sarana pengarsipan juga loker.
Model Royal Enfield pun kembali ke jalur sipil guna memberikan transportasi yang mana terjangkau bagi masyarakat. Pada 1950, sepeda gowes motor ini dilengkapi telescopic fork juga dalam setahun kemudian dilengkapi gearbox yang mana dioperasikan dengan kaki.
Pada 1950-an, pabrik Royal Enfield bereksperimen dengan banyak warna pada kendaraan beroda dua motor, ada nuansa warna yang lembut namun ada pula warna yang tersebut mencolok juga berani. Pada akhir dekade ini, tercipta tiga nada warna yakni hijau, merah kemudian biru yang digunakan muncul pada model Crusader, Clipper, Bullet serta Meteor Minor.
Sepeda motor klasik ini juga diklaim telah lama teruji kemudian menciptakan sejumlah rekor, salah satunya Winifred Wells, pelopor kendaraan beroda dua motor serta legenda Royal Enfield. Pada 1950, pria itu ia mengendarai motor Royal Enfield Bullet 350cc dari Perth ke Sydney, Australia, kemudian kembali lagi. Ia menempuh jarak lebih tinggi dari 5.500 mil semata-mata di 22 hari.
Kurang dari 2 tahun kemudian, ditemani ayahnya, Winifred kembali mengelilingi benua Australia. Keduanya menempuh jarak hampir 10.000 mil di 65 hari juga berjuang menerjang suhu 44 derajat Celcius.
Saat ini, Royal Enfield yang tersebut awalnya dimiliki oleh The Enfield Cycle Company ke Inggris diproduksi pada India. Dikutip dari slashgear.com, merek ini sudah pernah dimiliki oleh Eicher Motors Limited, sebuah perusahaan India yang tersebut bekerjasama dengan perusahaan kendaraan komersial, Volvo.
Pasca Perang Global II, serta pasca India merdeka dari kekuasaan Inggris pada 1947, negara yang dimaksud mencari sepeda gowes motor untuk pasukan polisi dan juga tentara. Mereka memesan 500 unit Royal Enfield Bullet 350cc dari The Enfield Cycle Company, juga diimpor oleh Madras Motors, sebuah perusahaan swasta yang dimaksud sudah mengimpor kendaraan beroda dua Royal Enfield, Norton, juga Matchless ke negara yang disebutkan sejak 1949.
Kemudian, pada 1955 The Enfield Cycle Company bermitra dengan Madras Motors untuk merakit kendaraan beroda dua motor Royal Enfield Bullet di India. Mereka membentuk perusahaan Enfield India dengan saham mayoritas dimiliki oleh perusahaan India tersebut. Enfield India kemudian menerima perkakas dari perusahaan Inggris untuk memproduksi seluruh sepeda gowes motor. Organisasi ini terus memproduksi merek Enfield di India selama hampir 40 tahun, serta diakuisisi oleh Eicher Motors pada 1994.
Disamping itu, The Enfield Cycle Company di dalam Inggris bangkrut pada 1971 setelahnya pabrik Redditch ditutup pada 1967. Segera setelahnya diakuisisi oleh Eicher Motors, Enfield India diubah namanya berubah menjadi Royal Enfield Motor. Korporasi juga mulai menggunakan branding Royal Enfield dan juga mulai berjualan kendaraan beroda dua motornya ke Inggris.
Menyusul tuntutan hukum pada Inggris pada 1999, Kantor Kekayaan Intelektual Inggris memutuskan bahwa dia tak keberatan dengan pengaplikasian merek dagang Royal Enfield oleh Eicher Motors. Kini, Royal Enfield bermetamorfosis menjadi pemain global terdepan di dalam segmen sepeda gowes motor kelas menengah (250cc – 750cc). Memiliki portofolio komoditas yang digunakan kuat dan juga bervariasi, merek buatan India ini miliki tambahan dari 10 jt penggemar dalam seantero dunia.
KHUMAR MAHENDRA | MOH KHORY ALFARIZI | WAWAN PRIYANTO
Artikel ini disadur dari Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India