Lifestyle

Ivan Gunawan Ditegur KPI Gegara Busananya, Mari Kenali Genderless Fashion

63
×

Ivan Gunawan Ditegur KPI Gegara Busananya, Mari Kenali Genderless Fashion

Sebarkan artikel ini
Ivan Gunawan Ditegur KPI Gegara Busananya, Mari Kenali Genderless Fashion

Nadineworldwide.com – Nama Ivan Gunawan pada waktu ini sedang padat menjadi perbincangan publik. Lantaran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Pusat mengeluarkan teguran untuk acara “Brownis”.

Merujuk pada akun Instagram KPI Pusat, pihaknya menegur “Brownis” oleh sebab itu menampilkan momen pembawa cara mengenakan busana yang dinilai menyerupai perempuan.

“Program ini kedapatan menampilkan adegan yang digunakan mengarah pada penormalan laki-laki bergaya perempuan yang tersebut dipertontonkan untuk khalayak,” bunyi teguran KPI Pusat, diambil pada Kamis (4/1/2023).

“Pelanggaran ini terjadi pada 30 Oktober 2023 pukul 12.38 Waktu Indonesia Barat sebagai penampilan a.n Ivan Gunawan menggunakan pakaian, riasan, aksesoris, kemudian bahasa tubuh kewanitaan,” lanjut teguran itu.

Mengetahui hal itu, Ivan Gunawan secara langsung memberikan tanggapannya. Dalam tanggapannya itu, ia membantah kalau busana yang tersebut ia kenakan menyerupai wanita.

Menurut keterangan Ivan Gunawan, gaya busananya terinspirasi dari pakaian pesta pada tahun 1960-an. Desainer yang tersebut akrab disapa Igun itu juga mencari ide melalui aplikasi mobile Pinterest.

“Jadi buat temen-temen KPI, terima kasih berhadapan dengan tegurannya. Tapi aku mau ngasih tahu dulu nih kalau pada perangkat lunak ada namanya Pinterest. Kalian bisa jadi lihat tuh tren fashion dari kapan pun,” jelas Ivan Gunawan dalam Instagram.

“Ini hasil penelusuran gue lewat Pinterest. Hal ini yang paling mudah dicari. Jadi lu tahu dalam tahun 60-an, orang pergi party itu bentuknya seperti apa. Ini adalah 60-an di tempat Eropa, Amerika ya,” tegasnya.

Ivan Gunawan juga menyampaikan keterangan tambahan melalui kolom caption. Dia menjelaskan bahwa boots hak tinggi seperti yang tersebut dipakai olehnya tidak ada identik dengan perempuan. Jadi ia merasa tiada permasalahan dengan pilihan sepatunya kala itu.

“Tuh liat @kpipusat ini trend fashion tahun 60-an bapak moyang kita pake boots hak tinggi kalo ke pesta @brownis_ttv hak itu tidak buat cewek doang …. paham arti fashion nggak sih,” tulis Ivan Gunawan.

Jika meninjau tanggapan Ivan Gunawan sebenarnya memang sebenarnya ada tren busana yang mana dikenakan pria namun tampak seperti wanita, hal itu biasa dikenal sebagai genderless fashion.

Lantas apa itu genderless fashion, berikut ulasannya.

Mengenal Genderless Fashion

Pada tahun 2021 kemarin, tren genderless fashion tampak semakin mengalami perkembangan kemudian naik daun. Istilah itu pun mencuat setelahnya Harry Styles sebagai laki-laki pertama yang mana tampil solo di dalam cover Vogue US pada akhir 2020 lalu dengan menggunakan dress Gucci.

Kemudian dilanjutkan dengan London Fashion Week 2021 yang tampil menggabungkan gaya busana laki-laki juga perempuan.

Tak dapat dipungkiri, pada keberadaan warga peran gender telah dibentuk dari hasil proyek konstruksi secara sosial, termasuk mengenai cara perempuan harus bertindak serta berpakaian begitu pula dengan laki-laki.

Bahkan, peran gender ini sudah ada ditetapkan sejak lama juga menjadi norma pada warga kemudian fashion pun turut menjadi cara untuk menetapkan gender.

Lalu munculah sebuah tren genderless fashion yang mana menciptakan setiap orang miliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya pada busana yang dimaksud digunakan.

Dengan kata lain, saat ini stigma mengenai busana feminim kemudian maskulin pun semakin bergeser, sehingga baik laki-laki atau pun perempuan bebas mengenakan jenis pakaian apa pun.

Sederhananya, genderless fashion adalah memberikan konsumen kebebasan untuk memiliki jenis pakaia yang tersebut ingin dikenakan.

Kapan Tren Ini adalah Muncul?

Meski tren ini baru mencuat pada tahun 2021 kemarin, nyatanya genderless fashion sudah ada muncul sejak awal abad ke-20.

Lebih tepatnya pada tahun 1970-an beberapa musisi mengenakan tren fashion itu seperti Annie Lenox, David Bowie, kemudian Prince.

Mengingat gaya fashion ini sangat awam bagi masyarakat, tentu semata tiada mudah diterima dan juga kerap dianggap tabu untuk digunakan, apalagi dipopulerkan.

Akhirnya, muncul gaya androgini fashion, yakni style dengan menggabungkan busana laki-laki juga perempuan untuk menjadi gaya yang tersebut khas.

Sementara pada Indonesia sendiri genderless fashion mulai terserap, terlihat dari pemakaian hoodie, blazer oversized, lalu kemeja flanel yang mana bukan lagi memandang gender.

(Sumber: Suara.com)