Nadineworldwide.com – Bandara Frans Seda Maumere masih ditutup imbas dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di area Kota Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Penutupan sementara akibat alasan keselamatan penerbangan.
Berdasarkan dari Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) bahwa pergerakan abu vulkanik masih menutupi Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere Kota di dalam Kota Sikka. Untuk itu AirNav Indonesia/Perum LPPNPI berdasarkan perkembangan terkini telah mengeluarkan Notice to Airmen (NOTAM) nomor C0022/24 NOTAMR C0017/24.
Demikian pula padahal hasil paper test yang tersebut dilaksanakan di area bandara menunjukkan hasil negatif, tetapi akibat berdasarkan laporan dari SIGMET BMKG yg menunjukan pergerakan abu vulanik masih menutupi Bandara Frans Seda, sehingga bandara harus ditutup sementara.
“Penutupan bandara ini diambil lantaran aspek keselamatan penerbangan, akan dibuka kembali pasca tidak ada terdampak abu vulkanik serta tidak ada membahayakan penerbangan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni pada keterangannya, Kamis (4/1/2024).
Kristi melanjutkan, pihaknya telah dilakukan memerintahkan Kepala Otoritas Bandar Lingkungan Wilayah IV Bali serta Kepala UPBU Frans Seda Maumere untuk intensif melakukan monitoring lalu pengawasan perkembangan situasi erupsi gunung.
“Kami pasti akan terus memonitor situasi kemudian berkoordinasi intensif dengan stakeholder terkait pada hal penanganan erupsi gunung agar aspak keselamatan, keamanan dan juga kenyamanan penerbangan terpenuhi,” kata dia.
Sebelumnya pada Bandara Internasional Minangkabau Padang beberapa waktu lalu, Kristi kembali menghimbau terhadap maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi untuk penumpang yang mana telah lama membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat apabila seat masih tersedia.
“Hal ini diharapkan dapat membantu penumpang yang mana terkena dampak penutupan bandara,” imbuh Kristi.
Adapun dampak erupsi Gunung Lewatobi Laki-laki terhadap operasional penerbangan di dalam Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere pada tanggal 4 Januari 2024 yaitu terjadinya pembatalan 6 (enam) penerbangan Wings Air rute Kupang (KOE) dan juga Ujung Pandang (UPG).
Sementara itu bandara terdekat seperti Bandara Gewayantana di area Larantuka lalu Bandara Wunopito di area Lewoleba berdasarkan perkembangan terkini, operasional bandara masih berjalan normal.
Terkait penanganan erupsi gunung berapi juga penanganan dampak abu vulkanik terhadap operasi keselamatan penerbangan, Kristi menyampaikan berdasarkan Surat Edaran nomor SE 15 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Penerbangan pada Keadaan Force Majeure juga Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Lingkungan Nomor KP 153 Tahun 2019 tentang Tata Cara juga Prosedur Collaborative Decision Making (CDM) Penanganan Pengaruh Abu Vulkanik terhadap Operasi Penerbangan melalui Integrated Web Based Aeronautical Information System Handling (I-WISH) sehingga penanganan force majeure erupsi Gunung Merapi mengacu pada kedua surat yang dimaksud sebagai pedoman pelaksanaan.
“Sistem ini sangat berguna untuk penanganan kondisi kahar seperti erupsi gunung sehingga masing-masing pihak telah paham untuk melakukan dan juga mengambil tindakan. Kita berharap semoga operasional bandara kembali normal kemudian dibuka pasca dinyatakan bukan terdampak,” pungkas dia.
(Sumber: Suara.com)