Kesehatan

Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan pemukim konsumsi buah kecubung

18
×

Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan pemukim konsumsi buah kecubung

Sebarkan artikel ini
Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan pemukim konsumsi buah kecubung

DKI Jakarta – Perkumpulan Dokter Ahli pengembangan Jalan keluar Tradisional Jamu Tanah Air (PDPOTJI) menyatakan bahwa adanya rasa ingin mencoba hingga kecanduan berubah menjadi beberapa alasan seseorang mengonsumsi buah kecubung.

“Alasan khalayak mencoba kecubung biasanya khalayak dengan status emosi atau mental yang dimaksud labil, misalnya anak muda dan juga remaja,” kata Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si ketika dihubungi ANTARA dalam Jakarta, Senin.

Inggrid menuturkan konsumsi buah kecubung seringkali muncul dikarenakan seseorang berada pada keadaan emosi atau mental yang dimaksud tidak ada stabil. Biasanya dijadikan sebagai pelarian dari rasa depresi atau stres.

Kondisi coba-coba yang dimaksud menurutnya sejenis dengan rasa ingin tahu pada saat ingin merasakan rokok, obat keras atau narkoba.

Sedangkan pada situasi kecanduan, para pecandu menyalahgunakan kecubung juga mencampurkannya dengan obat keras bernama Zenith yang dimaksud mengandung zat Carnophen.

“Itu adalah obat psikoaktif atau obat yang digunakan bersifat adiktif bahkan sebetulnya ilegal. Sudah tiada diizinkan beredar oleh Badan Pengawas Jalan keluar serta Makanan (BPOM), dulunya obat kelainan tulang tapi lantaran dapat bersifat psikoaktif lalu mengakibatkan kecanduan, itu dilarang,” ujar Inggrid.

Namun, peredaran Zenith di kalangan warga masih ditemukan dengan nilai tukar yang dimaksud murah, satu di antaranya oplosannya yang digunakan menggunakan buah kecubung.

Inggrid mengingatkan bahwa konsumsi minuman yang dimaksud dapat mengancam kesegaran dikarenakan dapat memunculkan halusinasi, meningkatnya gairah seksual secara tiba-tiba, kelainan denyut jantung sampai mengalami kematian.

Lama keparahan dari efek sampingnya juga berbeda-beda pada setiap orang, sehingga penggunaannya bukan dianjurkan. Terkait dengan penyembuhan efeknya pun, ia katakan tidaklah ada hal yang digunakan dapat dikerjakan oleh rakyat selain menghadirkan pasien mabuk ke rumah sakit terdekat.

“Masyarakat tidaklah bisa saja bantu dari sisi medis, jalan satu-satunya adalah dibawa ke rumah sakit dikarenakan pemukim yang mana mabuk kecubung harus diberi medikasi yang dimaksud sifatnya antidot terhadap senyawa-senyawa yang digunakan memunculkan mabuk atau halusinasi,” kata dia.

Kemudian hari ini, Direktur Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Kelana Jaya mengungkapkan hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Unit Surabaya menyatakan bahwa buah kecubung positif mengandung atropin serta skopolamin.

"Untuk narkotika, psikotropika lalu obat berbahaya lainnya negatif, yang digunakan pasti pengaplikasian kecubung tiada baik berdasarkan kandungannya, apalagi sampai dicampur dengan medikasi terlarang lalu alkohol," kata dia.

Sementara Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr. Muhammad El Yandiko menambahkan komposisi atropin serta skopolamin pada buah kecubung berbahaya bagi kesehatan, teristimewa pada buah serta akar yang dimaksud paling lebih tinggi kandungannya, yakni 0,4 sampai 0,9 persen disusul daun lalu bunga 0,2 sampai 0,3 persen.

Secara alami kecubung juga mengandung alkaloid pada bahasa medis disebut golongan obat antikolinergik yang mana bekerja pada sistem saraf pusat sehingga dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, efek anestesi lalu halusinasi yang mana bisa saja bertahan selama dua hari.

"Pengguna akan kesulitan membedakan antara realita juga delusi yang digunakan dialami, kemudian efek ketergantungan menyusul lalu akhirnya menyebabkan keracunan apabila dikonsumsi berulang," ujar Yandiko.

Artikel ini disadur dari Coba-coba hingga kecanduan jadi alasan orang konsumsi buah kecubung