Kesehatan

Bukan Ancaman Bagi Tenaga Kerja, Pengaplikasian Kecerdasan Buatan pada Rumah Sakit Justru Banyak Diinginkan Nakes

58
×

Bukan Ancaman Bagi Tenaga Kerja, Pengaplikasian Kecerdasan Buatan pada Rumah Sakit Justru Banyak Diinginkan Nakes

Sebarkan artikel ini
Bukan Ancaman Bagi Tenaga Kerja, Pengaplikasian Kecerdasan Buatan pada Rumah Sakit Justru Banyak Diinginkan Nakes

Nadineworldwide.com – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kerap dianggap ancaman bagi umat manusia. Sebab, kecanggihan teknologi dikhawatirkan akan masih menggeser beberapa jumlah pekerjaan yang tersebut semula dikerjakan oleh manusia jadi terganti oleh mesin.

Tetapi rupanya, ketersediaan Artificial Intelligence justru sangat dinantikan oleh para tenaga kebugaran (nakes) pada rumah sakit. Hal yang dimaksud bedasarkan temuan dari studi Future Health Index (FHI) Indonesia 2023 yang mana diadakan Royal Philips di dalam 14 negara. Di Indonesia sendiri ada sebanyak 200 nakes yang dimaksud menjadi koresponden.

Direktur Utama Philips Indonesia Astri Ramayanti mengungkapkan bahwa pemimpin kondisi tubuh di tempat Indonesia sebenarnya semakin beralih terhadap kecerdasan buatan untuk meningkatkan pemberian perawatan lalu efisiensi operasional. 

Ilustrasi Artificial Intelligence (Freepik/phonlamaistudio)
Ilustrasi Artificial Intelligence (Freepik/phonlamaistudio)

Saat ini, hampir sepertiga atau sebanyak 32 persen rumah sakit di tempat Indonesia telah berinvestasi di teknologi kecerdasan buatan. Sementara 76 persen lainnya berencana melakukan hal mirip pada tiga tahun mendatang. 

“Laporan ini menyoroti minat sama-sama di kecerdasan buatan di area antara kedua kelompok, baik pemimpin maupun profesional muda. Kedua kelompok memprioritaskan pengaplikasian kecerdasan buatan untuk memprediksi hasil pasien, menyokong tindakan klinis, lalu mengoptimalkan efisiensi operasional,” kata Astri di koferensi pers pada Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Dari survei yang disebutkan juga ditemukan kalau  para pemimpin kebugaran beranggapan kalau penyelenggaraan Artificial Intelligence justru berguna untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang mana masih terjadi di area Indonesia, teristimewa di area tempat pedesaan. Sebanyak 77 persen responden berpartisipasi mengungkapkan telah dilakukan menggunakan atau berencana manfaatkan kondisi tubuh digital.
 
Para nakes usia muda, pada bawa 40 tahun, juga punya ketertarikan lebih tinggi tinggi untuk bekerja di tempat rumah sakit yang dimaksud sudah melakukan adaptasi teknologi lebih banyak canggih. Satu pertiga dari nakes muda itu memberikan prioritas akses terhadap pemanfaatan Teknologi AI di perawatan kondisi tubuh lalu pengiriman perawatan terhubung pada waktu memilih tempat kerja. 

Meski begitu, mereka juga masih merasa perlu adanya pelatihan tambahan baik tentang teknologi baru lalu akses ke alat diagnostik canggih sebagai faktor kunci untuk meningkatkan perawatan pasien. 

Kemudahan perawatan dengan bantuan teknologi itu salah satunya dijalankan oleh rumah sakit pemerintah, RS Jantung juga Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. Direktur Umum dan juga Informan Daya Individu RS Harapan Kita, dr. Basuni Radi, Sp.JP., mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi di tempat rumah sakit tiada belaka mempermudah kemudian mempercepat kerja nakes, tapi juga membantu pasien di akses layanan.

“Kalau di area RS Jantung Harapan Kita, kita lihat ada beberapa hal dapat digunakan. Utamanya kalau dari kami bagaimana memberikan kenyaman, kemudahan untuk pasien. Contoh yang mampu diterapkan, mulai dari pasien daftar. Dulu harus datang langsung, bawa KTP, bawa orang sakitnya. Sekarang daftar dapat dari mana belaka secara online,” tuturnya. 

Contoh lain lagi, misalnya terkait penyimpanan rekam medis yang digunakan bisa saja diadakan secara digital sehingga tak perlu lagi disimpan di bentuk berbagai dokumen kertas. 

(Sumber: Suara.com)