Kesehatan

Banyak Kasus Bunuh Diri Terjalin di dalam Kalangan Remaja, Ini adalah 4 Penyebabnya

61
×

Banyak Kasus Bunuh Diri Terjalin di dalam Kalangan Remaja, Ini adalah 4 Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Banyak Kasus Bunuh Diri Terjalin pada di Kalangan Remaja, Hal ini adalah 4 Penyebabnya

Nadineworldwide.com – Belakangan, persoalan hukum bunuh diri di tempat kalangan remaja kian meningkat. Hal ini pun menjadi sorotan masyarakat. Yang menjadi pertanyaan, apa alasan para remaja yang disebutkan mengakhiri hidupnya?

Dokter spesialis ilmu kedokteran jiwa, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengungkapkan ada berbagai faktor yang digunakan menyebabkan remaja memilih mengakhiri hidupnya.

Dalam media briefing bersatu PB IDI (11/12/2023), Dr. Nova yang mana akrab disapa Noriyu itu membagikan beberapa faktor risiko yang mana menghasilkan seseorang memiliki ide untuk bunuh diri. Berikut beberapa pada antaranya:

1. Loneliness (kesepian)

Kesepian menjadi salah satu faktor kuat yang menghasilkan seseorang memutuskan untuk bunuh diri. Noriyu menjelaskan bahwa faktor kesepian menghasilkan merek merasa sendiri, hingga akhirnya muncul pemikiran untuk mengakhiri hidupnya.

Di sisi lain, kesendirian juga mampu menjadi cara untuk mengetahui tanda-tanda risiko adanya keinginan remaja yang dimaksud untuk bunuh diri. Mereka yang dimaksud kesepian patut untuk diperhatikan agar terhindar dari munculnya ide bunuh diri.

2. Burdensomeness (merasa dirinya sebagai beban)

Remaja yang tersebut merasa dirinya adalah beban, akan berpikir bahwa merekan tidak ada mampu memenuhi ekspektasi orang di tempat sekitarnya. Hal ini kemudian bisa saja menyebabkan pemikiran untuk bunuh diri.

3. Belongingness (rasa memiliki)

Ketika remaja merasa dirinya tidaklah diharapkan atau dimiliki oleh orang lain, ini akan membuatnya berpikir untuk bunuh diri. Misalnya, di keluarga dirinya seakan tergantikan. Atau di hal lainnya, ia merasa seperti tidaklah miliki keluarga. Situasi ini akan memancing ide-ide remaja yang disebutkan untuk mengakhiri hidupnya.

4. Hopelessness (putus harapan)

Hal lain yang menyebabkan remaja berpikir untuk bunuh diri yaitu akibat bukan adanya harapan. Ia merasa putus asa dengan harapan hidupnya. Hal yang dimaksud membuatnya memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Oleh akibat itulah, perlu adanya upaya pencegahan agar keinginan bunuh diri itu tiada dijalankan oleh remaja. Noriyu mengatakan, penting selalu memerhatikan orang-orang yang dimaksud ada di dalam sekitar kita, baik dari kebiasaan atau hal lainnya. Biasanya, akan ada inovasi perilaku orang tersebut. Ini adalah menjadi cara mengetahui tanda seseorang ingin bunuh diri.

“Untuk memeriksa diri sendiri, ya kita lihat kebiasaannya, kalau sudah ada tidak ada bisa saja ketawa maka sudah ada tak beres. Itu salah satu hal simple bahwa ada pembaharuan yang mana terjadi,” ungkap Noriyu.

Noriyu juga berpesan agar tidaklah pernah menganggap remeh hambatan kecil orang-orang terdekat, seperti keluarga. Cobalah selalu beri perhatian juga cari cara agar dia tak merasakan faktor-faktor di area atas.

Misalnya dengan mencoba melakukan hal-hal menyenangkan bersamanya tanpa menyinggung perasaan mereka. Hal ini akan menimbulkan orang yang dimaksud tahu kalau dirinya diperhatikan.

“Jangan pernah menganggap remeh kalau anggota keluarga enggak ada masalah. Misalnya, kalau anggota keluarga enggak mengundurkan diri dari dari rumah, tunjukkan attention lalu perhatian. Jadi mampu mulai dari hal-hal yang digunakan tiada menyerempet hal-hal stresnya dia. Tapi beliau tau kalau dirinya diperhatikan,” pungkasnya.

(Sumber: Suara.com)