Ekonomi

Asal-usul Nama Pondok Gede, Kisah Satpam Balas Dendam Dipukuli Majikan

48
×

Asal-usul Nama Pondok Gede, Kisah Satpam Balas Dendam Dipukuli Majikan

Sebarkan artikel ini
Asal-usul Nama Pondok Gede, Kisah Satpam Balas Dendam Dipukuli Majikan

Jakarta, CNBC Indonesia – Hal ini adalah kisah dari crazy rich DKI Jakarta yang mana terlupakan. Tak berbagai khalayak tahu bahwa sosok ini merupakan juragan emas juga pemilik puluhan hektar tanah dalam Timur lalu Selatan Jakarta, yang mana ternyata bermula dari satpam. Siapa orangnya?

Dia adalah Leendert Miero yang memiliki nama asli Jehoeve Leip Benjegiehel Snijder. Dia adalah pemukim Yahudi dari wilayah Rusia yang mana tiba di Hindia Belanda pada tahun 1775. Kedatangannya di dalam Hindia Belanda untuk menjalani tugas sebagai tentara VOC.

Selama bertahun-tahun bertugas, keseharian Miero hanya saja menyimpan keamanan alias satpam. Tak tambahan dari itu. Namun, pada suatu hari pada tahun 1778, Miero yang digunakan sedang bertugas melakukan kesalahan fatal. Kesalahan itu terjadi lantaran dia, yang dimaksud ditugasi melindungi rumah besar nan mewah milik pejabat VOC bernama Reiner de Klerk, malah tertidur pulas.

Tak terima satpamnya melakukan kesalahan, Reiner marah serta memukuli Meiro berjumlah 50 kali. Akibatnya, Meiro pun mengerang kesakitan. Di keadaan seperti inilah, ia lantas mengeluarkan sumpah serapah dari mulutnya:

“Demi nenek moyang Abraham, Ishak kemudian Yakub, suatu hari saya akan beli seluruh rumah kemudian tanah ini!”

Sebagaimana dipaparkan Herald van de Linde di Jakarta: History of Misunderstood City (2020), untuk mengejar sumpahnya itu ia pun segera mengundurkan diri sebagai tentara dan juga beralih profesi sebagai pengusaha. Sebab, profesi ini jadi satu-satunya cara terbaik untuk meraih kekayaan.

Sejak itu, ia lantas berdagang emas juga membuka lapak ke dekat Glodok. Selain itu, ia juga menjalani hidup berubah menjadi rentenir. Layaknya pemukim Yahudi lain, ia juga punya tekad kuat untuk mencapai mimpinya. Tak peduli apapun rintangannya, beliau masih bekerja. Sampai akhirnya, ia pun berubah menjadi kaya raya berkat tegas jualan emas. 

Menurut Adolf Heuken dalam Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta (2016) keberhasilan memiliki sejumlah uang memproduksi Meiro mampu membeli apa yang diinginkan. Dari mulai banyak emas-berlian, tanah hingga rumah-rumah, salah satunya rumah yang disebut di sumpahnya itu.

Ketika Meiro telah sukses jadi juragan, si majikan yang dimaksud memukulinya sudah ada wafat. Hanya ada istrinya saja. Alhasil, tanpa basa-basi Meiro pun segera balas dendam. Dia membeli seluruh rumah milik bekas majikannya pada 1818 dan juga memulai hidup sebagai crazy rich Batavia.

“Saat menguasai rumah tersebut, Meiro kerap mengadakan pesta besar tepat di dalam hari beliau menerima cambuk sebagai perayaan peringatan,” tulis Herald van de Linde.

Belakangan, selain miliki rumah itu, pria kelahiran 22 April 1755 ini juga mempunyai rumah kemudian tanah super luas berlokasi 25 km ke selatan Batavia, milik pejabat Belanda. Di tanah itu ia miliki rumah super besar yang banyak disebut orang-orang sebagai ‘Pondok Gede’.

Orang-orang lantas mengenal ia sebagai juragan tanah dan juga emas. Perjalanan hidup Meiro harus berakhir pada 10 Mei 1834. Seluruh hartanya lantas dipegang oleh anak-anaknya. Kini, tanah kemudian rumah yang digunakan dulu ditempati oleh Meiro berubah berubah jadi kawasan Pondok Gede, DKI Jakarta Timur.

Artikel ini disadur dari Asal-usul Nama Pondok Gede, Kisah Satpam Balas Dendam Dipukuli Majikan