Kesehatan

4 Rumah Sakit eksekutif Bakal Ikut Buat Alat Medis Canggih, Kemenkes: Mahal Kalau Cuma Beli

60
×

4 Rumah Sakit eksekutif Bakal Ikut Buat Alat Medis Canggih, Kemenkes: Mahal Kalau Cuma Beli

Sebarkan artikel ini
4 Rumah Sakit eksekutif Bakal Ikut Buat Alat Medis Canggih, Kemenkes: Mahal Kalau Cuma Beli

Nadineworldwide.com – Dalam rangka perubahan struktural sistem kebugaran Indonesia, Menteri Bidang Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku tidak ada semata-mata butuh alat kesehatan, tapi sumber daya manusia (SDM) yang tersebut mampu mengoperasikan teknologi kondisi tubuh canggih tersebut.

Sehingga Indonesia tidak ada cuma jadi target perdagangan alat medis, tapi suatu saat, tenaga kerja di negeri sanggup membuatnya secara mandiri. Sehingga, Menkes Budi memacu penelitian alat kondisi tubuh di tempat di negeri.

“Saya ingin publik luas mendapatkan instrumen alat kemampuan fisik yang dimaksud mereka itu butuhkan serta dibarengi dengan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan alat-alat tersebut,” ujar Menkes Budi di penandatanganan kerjasama Siemens Healthineers di tempat Setia Budi, Ibukota Indonesia Selatan, Selasa (12/12/2023).

Direktur Jenderal Pelayanan Bidang Kesehatan Kemenkes dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS menjelaskan Indonesia menerima pihak swasta yang mana ingin melakukan riset kemudian membaginya terhadap SDM Indonesia agar mampu unggul, khususnya yang tersebut berhubungan teknologi agar pelayanan kemampuan fisik Tanah Air lebih lanjut maksimal.

“Teknologi kondisi tubuh itu mengalami perkembangan pesat, kita memang benar perlu kerja mirip dengan pihak luar serta sekali lagi sebab perkembangan cepat, kadang teknologinya itu baru keluar, udah ada muncul lagi, muncul lagi. Itu kan cost (biaya)-nya jadi mahal kalau kita hanya saja membeli, membeli kemudian membeli,” papar dr. Azhar

Menurut dr. Azhar, dengan terlibat terlibat di proses penelitian juga pengembangan teknologi kesehatan, selain mendapatkan pengalaman, Indonesia diuntungkan memperoleh alat kondisi tubuh yang digunakan lebih banyak baik lalu murah, dan juga tak perlu impor sebab dibuat di tempat pada negeri.

“Ibaratnya kita ingin dapat sahamlah dari mereka,” jelas dr. Azhar.

Dr. Azhar menambahkan, nantinya bukanlah semata-mata alat kondisi tubuh yang digunakan didapatkan Indonesia, tapi juga lingkungan riset teknologi medis dalam pada negeri. Hasilnya, apabila ada alat yang mana sukses dikembangkan, maka tidak bukan kemungkinan besar berbagai negara yang dimaksud membutuhkan teknologi yang disebutkan bisa jadi membelinya dari Indonesia walaupun pada prosesnya butuh bantuan swasta.

Adapun ketika ini terdapat 10 jenis penyakit yang mana jadi prioritas Menkes Budi di dalam Indonesia, seperti kanker, stroke, jantung, stroke, hingga kebugaran ibu serta anak. Dari beberapa penyakit ini, dibutuhkan teknologi atau alat kondisi tubuh yang dimaksud mumpuni, untuk menghurangi risiko kematian juga meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Inilah sebabnya, dipilih 4 rumah sakit vertikal Kemenkes, yakni RS Pusat Kanker Dharmais Jakarta, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RS Harapan Kita, dan juga RS Pusat Otak Nasional (PON) yang dipastikan akan datang bekerja sejenis dengan perusahaan alat kemampuan fisik jika Jerman Siemens Healthineers.

Setidaknya, ketika ini ada tiga alat kondisi tubuh yang mana akan datang melibatkan 4 RS vertikal Kemenkes yang dimaksud di pengembangan juga penelitiannya, di dalam antaranya sebagai berikut:

1. Praktik Theranostics pada Medis Nuklir

Praktik theranostics, yang tersebut merupakan integrasi pengujian diagnostik serta terapi bertarget dengan perawatan yang tersebut tambahan personal untuk setiap pasien. Nantinya, RS Pusat Kanker Dharmais DKI Jakarta kemudian RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung akan terlibat sekolah dan juga pusat penelitian theranostics pada Medis Nuklir.

2. Pemikiran Digital Twin

Digital Twin adalah konsep visioner yang dimaksud bertujuan untuk menciptakan replika pasien untuk deteksi dini, perencanaan perawatan yang mana dipersonalisasikan, prediksi risiko, lalu simulasi skenario pada penyakit jantung. Hal ini akan melibatkan RS Harapan Kita, Jakarta.

3. Mobile Stroke Unit

Kerja sejenis pengembangan mobile stroke unit ini melibatkan RS vertikal yang dimaksud jadi rujukan nasional penyakit stroke pada Indonesia. Pembangunan alat ini sangat dibutuhkan dalam Tanah Air, mengingat penduduk Indonesia yang memiliki akses perawatan stroke khusus jumlahnya kurang dari 1 persen.

Nantinya, mobile stroke unit yang mana dilengkapi dengan CT diagnostik ini akan memberikan perawatan stroke pre-hospital pada waktu yang tersebut penting atau golden period, sehingga dapat menghurangi risiko kecacatan atau kematian akibat serangan stroke yang digunakan terlambat dibawa ke rumah sakit.

(Sumber: Suara.com)