Nadineworldwide.com – Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Ketika pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah, sebagian otak tak mendapatkan pasokan darah yang menghadirkan oksigen yang dimaksud diperlukan, sehingga terjadi kematian sel/jaringan.
Oleh oleh sebab itu itulah, pasien stroke rentan mengalami disabilitas setelahnya serangan. Dan jenis disabilitas yang digunakan dialami pun dapat beragam.
Dokter Spesialis Akupunktur Medik Subspesialis Akupunktur Analgesia lalu Anestesi RSPI Pondok Indah, dr. R. Handaya Dipanegara, menjelaskan bahwa pasca serangan stroke, gangguan yang paling kerap dialami yaitu kemampuan motorik serta sensorik berubah atau bahkan hilang sebanding sekali.
“Kementerian Kesejahteraan RI menyatakan bahwa sebanyak 2 dari 3 pasien stroke kerap mengalami disabilitas. Jenis disabilitas yang tersebut dialami oleh setiap pasien berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan serta bagian otak yang digunakan terkena dampak,” ujar dr. R. Handaya melalui keterangan yang diterima suara.com, Kamis (14/12/2023).
Lalu, apa sekadar jenis disabilitas yang tersebut mampu dialami oleh pasien stroke?Berikut ini risiko disabilitas pasien stroke yang harus diwaspadai:
1. Disabilitas fisik seperti kelemahan atau kehilangan sebagian atau seluruh kontrol otot, gangguan pergerakan serta koordinasi, gangguan keseimbangan, kesulitan menelan atau disfagia, hingga inovasi pendapat yaitu disfonia.
2. Disabilitas kognitif seperti gangguan berbicara serta berbahasa, kesulitan mengingat informasi tertentu, juga kesulitan untuk memusatkan perhatian.
3. Disabilitas emosional juga psikologis, salah satu contohnya bisa jadi menyebabkan pasien mengalami depresi ataupun gangguan emosi.
4. Gangguan sensorik, seperti berkurangnya penglihatan atau pendengaran.
5. Gangguan fungsi organ, seperti kesulitan mengontrol buang air besar atau buang air kecil.
Pasien stroke yang mengalami disabilitas memerlukan penanganan yang digunakan komprehensif. Penanganan ini mampu meliputi terapi pengobatan, terapi fisik, terapi okupansi, hingga terapi wicara. Bahkan, sanggup juga diberikan terapi akupuntur sebagai pendamping.
Dengan penanganan yang mana tepat, pasien stroke dapat belajar untuk mengatasi disabilitas merek juga menjalani hidup yang mana berkualitas.
(Sumber: Suara.com)