Teknologi

BMKG Ingatkan Risiko Gelombang Tinggi, Maksimal 4 Satuan Pengukuran di Laut Selatan Nusa Tenggara

32
×

BMKG Ingatkan Risiko Gelombang Tinggi, Maksimal 4 Satuan Pengukuran di Laut Selatan Nusa Tenggara

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan juga Geofisika (BMKG) kembali menerbitkan peringatan keras dini masalah gelombang tinggi yang digunakan berpotensi berjalan ke banyak perairan pada 17-18 Juli 2024. Prakirawan BMKG, Dyah Ayu, mengungkapkan pola angin memicu gelombang laut yang berisiko mengganggu pelayaran.

“Gelombang besar dalam kisaran 2,5-4 meter berpeluang muncul pada Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat juga Nusa Tenggara Timur,” katanya melalui penjelasan tertulis, Rabu, 17 Juli 2024.

Menurut catatan BMKG, pola angin dalam wilayah Indonesi bagian utara sedang menggerakkan dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan sekitar 6-20 knot. Di Indonesia bagian selatan angin cenderung berhembus dari timur ke tenggara sekencang 8-25 knot. “Kecepatan angin tertinggi terpantau dalam perairan selatan Jawa,” kata Dyah.

Selain gelombang laut setinggi 4 meter pada Nusa Tenggara, pola angin tadi juga membuat gelombang setinggi 1,25-2,5 meter pada beragam lokasi, mulai dari Selat Malaka bagian utara, perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat kemudian selatan, perairan selatan Jawa-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan, juga Selat Sumba. Pola yang mirip juga terbentuk ke Laut Sawu, perairan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia Selatan Jawa – Bali, serta Selat Karimata.

Peringatan dini BMKG perihal gelombang membesar juga harus dipantau para pelaut yang digunakan melintasi Laut Jawa, perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Maluku, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Halmahera, Samudra Pasifik Utara Halmahera, perairan Baubau-Kepulauan Wakatobi, perairan Manui-Kendari, perairan Pulau Buru – Pulau Seram, Laut Seram, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Banda, hingga Laut Arafuru.

Dyah memohonkan pemilik perahu nelayan mewaspadai kecepatan angin lebih tinggi dari 15 knot lalu lebih tinggi gelombang dalam berhadapan dengan 1,25 meter. Sama halnya dengan kapal tongkang yang tersebut harus memperhatikan risiko angin lebih lanjut dari 16 knot serta gelombang di berhadapan dengan 1,5 meter.

Adapun kapal penyeberangan harus memperhatikan angin sekencang kebih dari 21 knot juga besar gelombang dalam berhadapan dengan 2,5 meter. Kapal berukuran jumbo, baik kargo maupun tipe pesiar, harus mewaspadai kecepatan angin tambahan dari 27 knot lalu tinggi gelombang ke menghadapi 4 meter.

“Masyarakat yang tersebut tinggal dan juga beraktivitas di area pesisir terus-menerus waspada,” tutur Dyah.

Artikel ini disadur dari BMKG Ingatkan Risiko Gelombang Tinggi, Maksimal 4 Meter di Laut Selatan Nusa Tenggara