Ibukota – Teknologi Endobronchial Ultrasound (EBUS) merupakan prosedur untuk mendapatkan ilustrasi lebih besar jelas dan juga memperoleh sampel dari saluran pernapasan, paru-paru, dan juga kelenjar getah bening guna mendeteksi tumor ganas paru-paru.
Prosedur itu melibatkan pemanfaatan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera video juga ultrasound yang digunakan dimasukkan melalui mulut dan juga tenggorokan.
Menurut dr Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K), dokter spesialis paru RS Siloam MRCCC Semanggi, neoplasma paru terjadi sewaktu sel-sel pada pada paru-paru mengalami perkembangan secara tak terkendali. Ada dua jenis utama neoplasma paru-paru, tumor ganas paru primer yang dimaksud dimulai pada paru-paru itu sendiri, serta tumor ganas paru sekunder yang digunakan merupakan penyebaran dari karsinoma di dalam area tubuh lain.
"Gejalanya tiada setiap saat terlihat pada tahap awal, tetapi beberapa tanda awal yang rutin muncul adalah sesak napas, kata-kata serak, batuk terus-menerus dengan atau tanpa dahak lalu darah, nyeri dada, dan juga kelelahan,” kata dr Arum pada keterang tercatat pada Senin.
Jika tumor ganas paru telah lama menyebar, gejala yang mana kemungkinan besar muncul diantaranya sakit kepala, berat badan turun secara drastis, masalah keseimbangan, mata lalu epidermis yang mana kekuningan, nyeri sendi kemudian tulang, juga pembengkakan kelenjar getah bening.
dr Arum menjelaskan, teknologi EBUS bisa saja dimanfaatkan untuk mendeteksi neoplasma paru dikarenakan mampu memberikan sampel asli secara segera dari area yang mana dijangkau, menghasilkan kembali gambar yang tersebut detail untuk evaluasi patologi, serta menyediakan pilihan anestesi sedang atau anestesi umum.
Proses EBUS juga relatif cepat serta sebagian besar pasien dapat pulang pada hari yang sama.
"EBUS mampu bermetamorfosis menjadi alternatif pilihan diagnosis yang digunakan tepat akibat tingkat ketepatan juga keberhasilan mencapai 95 persen, dengan bantuan diagnosis EBUS, pasien tentunya akan mendapatkan proses terapi tepat sehingga kualitas hidup akan berubah jadi lebih banyak baik,” ujar dr. Arum.
Prosedur EBUS
Beberapa langkah yang digunakan dilaksanakan pada prosedur EBUS antara lain, persiapan yang dimaksud meliputi pemeriksaan pra-prosedur, salah satunya pemeriksaan fisik, kemudian riwayat medis. Pasien mungkin saja juga harus berpuasa beberapa jam sebelum prosedur dilaksanakan sesuai dengan instruksi dokter. Jika ada status medis tertentu atau penyelenggaraan obat tertentu, dokter akan memberikan instruksi khusus terkait persiapan.
Kedua, anestesi. EBUS dapat dikerjakan dengan anestesi sedang atau anestesi umum, tergantung situasi kemudian preferensi pasien. Penting untuk pasien agar mengikuti instruksi dokter terkait keinginan makan atau minum sebelum prosedur dilakukan.
Ketiga, memasukkan tabung Endobronchial Ultrasound. Setelah pasien dibius, dokter akan memasukkan tabung kecil yang dimaksud dilengkapi dengan kamera dan juga probe ultrasound melalui mulut dan juga tenggorokan pasien.
Tabung itu akan mencapai saluran pernapasan, paru-paru, juga mungkin saja juga kelenjar getah bening di sekitarnya.
Keempat, pemantauan visual. Saat tabung EBUS dimasukkan, dokter akan menggunakan monitor untuk mengamati deskripsi real-time dari saluran pernapasan, paru-paru, kemudian kelenjar getah bening.
Kelima, aspirasi jarum transbronkial (TBNA). Selain visualisasi, dokter juga dapat melakukan teknik TBNA selama EBUS. Teknik itu memungkinkan dokter mengambil sampel jaringan atau cairan dari paru-paru juga kelenjar getah bening dalam sekitarnya menggunakan jarum kecil.
Terakhir adalah penutupan dan juga pemulihan dalam mana pasien akan dipantau secara berkala ketika efek anestesi menghilang guna melakukan konfirmasi serangkaian pemulihan berjalan baik.
Setelah EBUS, dokter menggunakan sampel untuk analisis lebih lanjut lanjut kemudian mendiagnosis kondisi pasien. Pada umumnya, pasien dapat pulang pada hari yang mana sama, tetapi juga tergantung pada keadaan individu serta instruksi dokter.
Pemulihan Setelah EBUS
Setelah prosedur EBUS, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjamin pemulihan yang optimal. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dimaksud dapat diambil:
a. Istirahat dan juga pemulihan: Setelah prosedur EBUS, penting bagi pasien untuk istirahat yang cukup untuk memungkinkan tubuh pulih. Hindari aktivitas yang dimaksud berat dan juga pastikan untuk tidur dengan baik.
b. Perawatan luka: Pasien kemungkinan besar mengalami sedikit ketidaknyamanan atau sakit tenggorokan pasca prosedur. Minum air hangat dapat membantu meredakan gejala ini. Jika ada perdarahan atau infeksi, segera hubungi dokter.
c. Pengawasan gejala: Setelah EBUS, pasien wajib memantau gejala-gejala yang bukan biasa seperti demam, batuk berdarah, atau sesak napas yang mana memburuk. Jika mengalami hal ini, segera berkonsultasi dengan dokter.
d. Pencegahan infeksi: Pasien harus menjaga kebersihan diri untuk menjaga dari infeksi pasca-prosedur. Cuci tangan dengan sabun lalu air dengan saksama, hindari kerumunan, kemudian hindari kontak dengan penduduk yang mana sedang sakit.
Artikel ini disadur dari Mengenal teknologi Endobronchial Ultrasound untuk deteksi kanker paru