Jakarta – Mantan kepala mata-mata Dick Schoof berubah jadi perdana menteri Belanda yang baru pada Selasa 2 Juli 2024. Ia mengawasi kabinet koalisi sayap kanan pada misi menerapkan kebijakan imigrasi “yang paling ketat” dalam negara tersebut.
Dua ratus dua puluh tiga hari pasca pemimpin sayap kanan Geert Wilders meraih kemenangan pemilihan umum yang mana mengejutkan Eropa juga dunia, Schoof mengambil alih jabatan Mark Rutte pasca 14 tahun berkuasa.
Wilders terpaksa mengesampingkan ambisinya menjadi perdana menteri demi melindungi perundingan koalisi yang dimaksud sulit tetap berjalan. Beberapa mitra perundingan menganggap pernyataan anti-Muslim serta Euroskeptisnya terlalu ekstrem untuk menjadi pemimpin negara tersebut.
Sebaliknya, keempat mitra koalisi yang dimaksud setuju bahwa para pemimpin dia tidak ada akan bertugas pada pemerintahan, juga mengorbankan Schoof, yang tersebut sebelumnya menjalankan Dinas Rahasia Belanda.
Schoof yang dimaksud rajin lari maraton, akan membutuhkan seluruh stamina kemudian pengalamannya ke pusat kekuasaan dalam Den Haag untuk melindungi mitra koalisi yang tersebut rapuh kekal pada jalurnya.
Pria berusia 67 tahun itu “akan melakukan sejumlah pekerjaan untuk mengendalikan konflik ideologis serta pribadi”, kata Sarah de Lange, profesor pluralisme urusan politik dalam Universitas Amsterdam.
Dia sudah pernah berjanji untuk menerapkan rencana koalisi dengan “tegas” untuk “kebijakan penerimaan suaka yang paling ketat lalu paket paling komprehensif untuk mengendalikan migrasi”.
Perjanjian koalisi setebal 26 halaman bertajuk “Harapan, Keberanian dan juga Kebanggaan” itu juga menyerukan untuk mengkaji gagasan pemindahan kedutaan Belanda di negeri Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Schoof mengemukakan ia ingin bermetamorfosis menjadi “perdana menteri bagi semua warga negara Belanda”, kemudian menambahkan: “Saya tak punya partai. Saya tiada mengawasi diri saya bersujud untuk Wilders”.
De Lange mengungkapkan Wilders akan memiliki berbagai pekerjaan untuk mengendalikan PVV (Partai Kebebasan) miliknya juga Schoof akan diberi ruang.
“Mengingat pengalamannya yang mana luas pada mengatur lembaga pemerintah, ia pasti tahu bagaimana mempertahankan posisinya,” katanya.
“Namun masih menjadi pertanyaan terbuka, bagaimana beliau akan merespons apabila Wilders mencoba menekannya dengan menyuarakan kritik umum terhadap fungsinya pada X (sebelumnya Twitter).”
“MENARA KECIL”
Sebagai kepala mata-mata, Schoof memainkan peran penting di situasi krisis, menjadi pemimpin penyelidikan Belanda melawan jatuhnya pesawat Negara Malaysia Airlines penerbangan MH17 pada Juli 2014 di dalam negeri Ukraina yang dilanda perang.
Seluruh penumpang serta awak kabin yang digunakan berjumlah 298 warga – 196 dalam antaranya warga Belanda – tewas oleh rudal BUK (jarak menengah) buatan Rusia yang digunakan ditembakkan dari wilayah yang mana dikuasai pejuang pro-Rusia.
Sebagai mantan anggota Partai Buruh, Schoof mendapat dukungan dari pemimpin oposisi sayap kiri Frans Timmermans, yang tersebut permanen menggambarkannya sebagai “kandidat Wilders”.
Pergeseran Belanda ke sayap kanan berjalan pada saat partai-partai sayap kanan ke beberapa negara Eropa mengalami peningkatan popularitas.
Di Prancis, partai sayap kanan Barisan Nasional (RN) yang digunakan dipimpin Marine Le Pen meraih kemenangan gemilang pada putaran pertama pemilihan parlemen pada Ahad.
Pelantikan Schoof menyembunyikan masa jabatan Rutte selama 14 tahun pada kantor perdana menteri “menara kecil” – sebuah rekor nasional.
Rutte, yang tersebut terkenal secara internasional sebab mengendarai kendaraan beroda dua ke tempat kerja lalu kerap mengunyah apel di dalam perjalanan, akan berubah menjadi sekretaris jenderal aliansi NATO berikutnya, yang berbasis pada Brussels.
Masa jabatannya ditandai dengan sejumlah skandal yang tersebut menjatuhkan pemerintahannya, namun ia permanen berkuasa, mendapat julukan “Teflon Mark” lantaran keterampilan bertahan hidupnya.
Dalam pidato perpisahan yang khidmat pada Ahad, Rutte mengajukan permohonan maaf menghadapi skandal yang mana menyebabkan ribuan penduduk tua dituduh secara salah, di beberapa tindakan hukum setelahnya profil rasial, melakukan penipuan di mengklaim tunjangan anak.
Ia juga menyampaikan penyesalannya melawan gempa bumi ke wilayah utara Groningen yang tersebut disebabkan oleh ekstraksi gas, sekaligus menekankan betapa emosionalnya episode MH17.
Pilihan Editor: Kurang Dukungan, Geert Wilders Putus Asa Jadi Pertama Menteri Belanda
CHANNEL NEWSASIA
Artikel ini disadur dari Mantan Kepala Mata-mata Dilantik Sebagai PM Belanda, Pernah Pimpin Penyelidikan MH17