Salah satu varietas flora lokal milik Hulu Sungai Tengah yaitu benih Padi Siam Madu Murakata. Ini adalah sudah ada kami patenkan serta Kemenkumham sudah ada mengeluarkan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI) kepemilikan varietas benih padi ini
Hulu Sungai Tengah, Kalsel – otoritas Kota Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) kemudian Badan Studi serta Inovasi Nasional (BRIN) Banjarmasin bekerja serupa menggali peluang kelompok tanam (varietas) pertanian lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah.
“Salah satu varietas tumbuhan lokal milik Hulu Sungai Tengah yaitu benih Padi Siam Madu Murakata. Ini adalah sudah ada kami patenkan dan juga Kemenkumham telah mengeluarkan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI) kepemilikan varietas benih padi ini,” kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) HST Budi Satrya Tanjung di dalam Barabai, Hulu Sungai Tengah, Sabtu.
Dia mengatakan, pada kerja mirip itu, BRIN juga membantu Pemkab HST untuk mendapatkan sertifikat pelepasan varietas dari Kementerian Pertanian (Kementan) agar dapat diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia.
“Meskipun telah didaftarkan, harus mendapatkan sertifikat pelepasan varietas sehingga nantinya juga dapat dimasukkan ke pada acara Pemkab HST yang digunakan berkaitan dengan pertanian,” ujarnya.
Budi menjelaskan, Kementan terlebih dahulu melakukan uji pelepasan varietas, nanti diteliti oleh kementerian dengan cara melaksanakan penyetoran untuk satu musim apakah semua ciri-ciri juga keunggulannya benar sesuai dengan rekomendasi yang digunakan disampaikan Pemkab HST.
Jika setelahnya diperiksa lalu diuji adaptasi, kata dia, kalau memang sebenarnya sesuai maka dikeluarkan sertifikat pelepasan, pasca itu benih ini boleh dijadikan acara kegiatan dan juga dapat diedarkan ke berubah-ubah wilayah. Dalam waktu dekat, Pemkab HST dengan balai benih provinsi akan berangkat ke kementerian terkait proses lanjutan dari varietas padi lokal ini.
Menurut Budi, dari hasil uji pada daerah, varietas padi ini lebih lanjut disenangi masyarakat daripada yang tersebut banyak beredar sebab nasinya miliki rasa khas, tak terlalu lembek dan juga tak terlalu keras. Ditambah lagi produksi padi ini mampu menghasilkan kembali sekitar empat ton per hektare.
Oleh sebab itu, ia berharap setelahnya pertandingan dengan BRIN akan menciptakan prospek kerja mirip yang digunakan tambahan luas dengan beraneka pembaharuan serta penemuan varietas flora lokal lainnya.
“Selain padi lokal, Hulu Sungai Tengah juga punya benih buah lokal, namanya Jeruk Mahang. Dan dilanjutkan temuan baru terhadap varietas Padi Siam Madu Murakata,” ujarnya.
Artikel ini disadur dari Pemkab HST dan BRIN gali potensi varietas tanaman pertanian lokal