DKI Jakarta – PT Semen Indonesi (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usaha PT Semen Padang mengembangkan destinasi wisata Kampung Songket ke Sawahlunto, Sumatra Barat.
PT Semen Padang telah dilakukan melakukan seremonial Peletakan Batu Pertama Landscaping (tata ruang) kampung songket yang mana diberi nama Kampung Dolas Songket sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dolas Songket melestarikan songket silungkang.
“Pengembangan Kampung Dolas Songket yang mana direalisasikan oleh PT Semen Padang adalah langkah strategis yang tersebut sejalan dengan semangat keberlanjutan SIG untuk melindungi eksistensi songket silungkang sebagai warisan budaya bangsa agar masih lestari juga meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan pendampingan secara menyeluruh, akan melahirkan penenun-penenun andal yang dimaksud mampu menyebabkan songket silungkang ke kancah global dan juga mengharumkan nama Indonesia,” kata Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni pada informasi resmi, Jakarta, Minggu.
Pembangunan Kampung Dolas Songket meliputi pengerjaan gapura, perbaikan akses jalan, pembangunan infrastruktur assembly point (titik kumpul) untuk wisatawan, hingga bantuan mesin tenun.
Vita menyatakan bahwa salah satu fokus SIG di menyusun juga menjalankan inisiatif tanggung jawab sosial serta lingkungan (TJSL) adalah mengoptimalkan kemungkinan sumber daya serta kearifan lokal, dan juga isu strategis pada suatu daerah. Hal itu dikerjakan untuk menciptakan nilai kemudian kegunaan secara berkelanjutan.
Pada tahun 2014, Anita Dona Asri mendirikan UMKM Dolas Songket untuk memperjuangkan kelestarian songket silungkang dengan memberikan edukasi kemudian pelatihan menenun bagi penduduk di desa. Dengan ikhtiar tersebut, songket silungkang diharapkan dapat berubah jadi sumber sektor ekonomi keluarga.
Nama Dolas Songket sendiri merupakan gabungan dari nama Dona lalu dua adiknya, yaitu Lastri juga Sepri.
Dona mengisahkan bahwa keahlian menenun songket sudah pernah dimiliki sejak duduk di dalam bangku kelas tiga sekolah dasar yang mana ia pelajari dari orangtua. Keahlian itu terus ditekuni dengan menghasilkan bidang usaha kecil-kecilan, hingga mampu membiayai studi di dalam salah satu perguruan tinggi dalam Sumatra Barat sampai akhirnya lulus pada tahun 2010.
Setelah itu, Dona memantapkan niat mendirikan Dolas Songket dengan modal awal Rp10 jt yang dibantu orang kerabat pada tahun 2014.
”Sekarang saya mempunyai teamwork profesional sebanyak 29 pemukim yang tersebut telah dilakukan memiliki kemampuan menenun sejak usia remaja. Barang yang mana ditawarkan juga bermacam-macam, dari kain, sarung, kemeja pria lalu gaun wanita, dengan nilai tukar bervariasi mulai dari Rp400 ribu-Rp3,5 juta. Untuk pembelian dapat direalisasikan di dalam galeri Dolas Songket atau melalui media sosial dan juga marketplace. Alhamdulillah, per bulannya rata-rata ada 120 item terjual dengan peningkatan hasil penjualan sebesar 65 persen dibandingkan awal usaha,” ungkap dia.
Setelah mendirikan UMKM, Dona memiliki impian untuk menimbulkan desanya sebagai destinasi wisata Kampung Songket.
”Di desa saya ada sekitar 15 penenun lainnya lalu kami intens berkomunikasi. Saya ingin songket silungkang dikenal tambahan luas lagi hingga mancanegara. Dalam pikiran saya, wisatawan yang dimaksud berkunjung ke desa kami nantinya bukan semata-mata membeli songket tetapi juga sanggup mencoba menenun songket. Menurut saya, itu akan memberikan kesan mendalam,” ucapnya.
Dengan dukungan dari PT Semen Padang sejak akhir 2023, beberapa jumlah bantuan diberikan untuk memperkuat pengembangan Dolas Songket, seperti pelatihan menimbulkan desain songket berbasis digital Pada Maret 2024.
”Pelatihan yang dimaksud diadakan PT Semen Padang sangat membantu serta menyebabkan waktu pembuatan desain menjadi sangat cepat, dari yang mana awalnya butuh 7 hari dengan cara manual menjadi hanya saja tiga jam saja. Selain itu, kami juga mendapat bantuan komputer lalu mesin printing,” ujar Dona.
Artikel ini disadur dari Semen Padang kembangkan destinasi wisata Kampung Songket