MALANG – Dosen sebuah perguruan membesar di Malang menemukan khasiat vegetasi endemik Madura bernama Kamandin Saebo. Tanaman ini konon bisa saja digunakan untuk mengatasi beraneka hambatan kesehatan, seperti hipertensi lalu sakit gigi.
Penelitian mengenai flora endemik Madura ini melibatkan kelompok dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari Inisiatif Studi (Prodi) Pendidikan Biologi yaini Elly Purwanti, Moh. Mirza Nuryady, lalu Tutut Indria Permana, dan juga melibatkan dosen Farmasi Hidayah Rahmawati juga Amalia Dina Anggraeni.
Elly Purwanti, ketua regu dosen UMM menyebutkan, flora endemik Kamandin Saebo miliki nama ilmiah latin Glossocardia leschenaultii (Cass). Veldkamp merupakan tumbuhan endemik Madura yang mana cuma meningkat subur di dalam Kecamatan Guluk-guluk, Daerah Sumenep, Madura.
“Tumbuhan merupakan rumput ini banyak digunakan untuk campuran berubah-ubah ramuan. Sesuai dengan arti katanya, Saebo, pada bahasa Madura berarti seribu,” terang Elly Purwanti ketika dikonfirmasi pada Mulai Pekan (20/5/2024).
Secara umum, Kamandin Saebo dipercaya oleh komunitas Madura mempunyai kegunaan juga khasiat sebagai tumbuhan mujarab untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Setelah melaksanakan penelitian ini, Elly juga kelompok menemukan bahwa Kamandin Saebo ternyata mengandung beragam komponen bioaktif yang dimaksud bermanfaat sebagai imunomodulator. Komponen inilah yang dimaksud mempunyai peran penting di meningkatkan daya imun tubuh terhadap serangan penyakit.
“Sebenarnya, Kamandin Saebo juga memiliki zat yang dimaksud tinggi flavonoid, teristimewa yang digunakan disebut dengan zat rutin. Sehingga hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah mengapa pemakaian jamu efektif di meningkatkan imunitas tubuh,” terangnya.
Penelitian yang disebutkan menyebabkan Elly serta grup mendapatkan pendanaan tambahan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, juga Teknologi (Kemendikbudristekdikti) tahun 2023-2024. Di balik kesuksesan temuannya itu, Elly menyatakan, langkah-langkah penelitian vegetasi endemik ini tidak ada berjalan mulus.
“Musim kemarau yang dimaksud panjang menyebabkan pengumpulan sampel Kamandin Saebo berubah menjadi sulit. Upaya deteksi komponen-komponen terlibat di sampel yang digunakan terbatas bermetamorfosis menjadi salah satu kendala. Setelah musim hujan tiba, uji coba dikerjakan kembali dengan hasil yang tersebut memuaskan,” ujarnya.
Selain mencari tahu prospek komposisi zat tersebut, penelitian ini juga merupakan bioprospeksi dan juga untuk memverifikasi pemeliharaan serta pemanfaatan sektor ekonomi yang mana bijaksana terhadap sumber daya genetik. Menariknya, hasil penelitian Elly serta regu juga di langkah-langkah paten.
Hasil penelitian terhadap Kamandin Saebo diharapkan dapat menggalakkan standarisasi pada pembuatan jamu tradisional. Mulai dari komposisi Kamandin Saebo yang tersebut harus terkandung di setiap jamu hingga serangkaian higienitas kemudian standar pembuatan lainnya yang digunakan harus dipenuhi.
“Diharapkan jamu tradisional Madura, khususnya yang digunakan menggunakan Kamandin Saebo, dapat berubah jadi lebih tinggi dikenal dan juga diapresiasi, tak hanya sekali secara lokal tetapi juga global sebagai bagian dari warisan budaya Negara Indonesia yang tersebut kaya akan kekayaan alamnya,” pungkas Elly.
Artikel ini disadur dari Peneliti Temukan Tanaman Endemik Madura Kamandin Saebo Berkhasiat Obati Sakit Gigi hingga Hipertensi